Minggu, 31 Juli 2011

Secercah Cahaya

massjabrik.blogspot.com
Seringkah kita mengalami cobaan yang berat dalam hidup? Atau tergoda dengan manisnya godaan dunia yang selalu menyambangi kita setiap nafas berhembus? Pastinya sering. Dan setiap itu pula nurani kita bergejolak hebat. Hanya saja tidak sering kita sadari. Sebagai contoh, saat kita akan melakukan sesuatu tak wajar. Sebutlah, misalkan mencuri. Dalam batin ini sebenarnya berkecamuk perang yang hebat. Seperti yang ada di film-film. Hawa nafsu yang sering dimasuki syaithan membujuk,"Cepatlah, tak ada yang melihat kok. Ini darurat kan?" Tapi nurani kita yang paling dalam menolak,"Sedarurat apapun, pastilah ada cara yang lebih baik. Kamu orang yang baik. Mencuri hanya berakibat buruk."... dan seterusnya. Seringkali, perbuatan kotor itu dilakukan juga. Nurani kita berontak, tapi tertutupi pleh nafsu buruk. Semakin sering kita melakukan dosa itu, semakin tertutuplah nurani kita. Na'udzubillah.

Menjadi baik itu memang tidak mudah. Kita mesti menempuh jalan yang sukar lagi berliku untuk menemui kesuksesan. Kita harus bersusah payah mencari kebahagiaan (Al-Balad[90]: 1-20), agar kita mempunyai jiwa yang tangguh dan lembut. Ujian akan datang terus-menerus, dalam bentuknya yang luar biasa tak terduga. Mulai dari ujian nikmat sampai ujian musibah. Dari yang terasa manis sampai pahit. Karena itu kita harus ingat bahwa di setiap kesulitan pastilah ada kemudahan yang memberikan secercah cahaya pada kita.

 Al - Insyirah [94]: 5-6
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.





maulidamulyarahmawati.wordpress.com
Jangan sampai kita terlarut dalam kesenangan ataupun euforia nikmat. Karena dibalik itu semua, pasti cobaan yang lebih berat mengintai. Sehingga nikmat itu sendiri adalah cobaan bagi kita.
Jangan pula kita terlarut dalam berat dan sedihnya beban hidup yang menghimpit, karena Allah Sang Maha Pengatur telah menyiapkan kemudahan dan nikmat yang banyak pula dibaliknya.

Hidup itu belajar. Sampai nafas terakhir berhembus, kita akan terus belajar. Yang paling penting adalah bagaimana mengamalkan pembelajaran yang didapat dengan sebaik-baiknya.

Kritik dan saran membangun kami terima dengan senang hati, terima kasih.
-Jamestar-